• Sabtu, 30 September 2023

Organisasi Meteorologi Dunia Perkirakan Peringatan Dini Banjir Libya Tak Berfungsi

- Jumat, 15 September 2023 | 11:57 WIB
Kondisi Banjir Di Negara Libya Pasca Badai Daniel (Wahyu Prabowo )
Kondisi Banjir Di Negara Libya Pasca Badai Daniel (Wahyu Prabowo )

Teropongjateng, Jenewa - Kepala Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) Petteri Taalas mengatakan jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang yang terjadi beberapa kota di Libya akhir pekan lalu sebenarnya dapat dicegah jika saja ada sistem peringatan dini yang layak dan beroperasi di daerah itu.

“Jika ada layanan meteorologi yang beroperasi normal, pihak berwenang dapat mengeluarkan peringatan, sementara pihak manajemen darurat dapat memulai proses evakuasi lebih cepat, sehingga kita dapat mencegah jatuhnya sebagian besar korban,” jelasnya.

Pernyataan ini dikeluarkan saat tim SAR secara bersamaan masih berupaya keras mencari korban yang selamat dan sekaligus mengevakusi ribuan mayat dari balik puing-puing reruntuhan bangunan dan pinggir pantai.

Baca Juga: Hingga Kini Bantuan Pasokan Air Bersih Untuk Warga Grobogan Masih Bertambah

Pihaknya mengatakan Pusat Meteorologi Nasional Libya sebenarnya telah mengeluarkan peringatan 72 jam sebelum banjir tiba. Peringatan itu disebarluaskan ke semua otoritas pemerintah lokal melalui email dan media. Belum jelas apakah pihak berwenang kemudian menindaklanjuti peringatan itu ke tangan warga masyarakat atau tidak.

WMO sudah sejak lama mempromosikan perlunya sistem peringatan dini yang lebih baik dan lebih luas di seluruh dunia untuk membantu mempersiapkan diri menghadapi dampak bencana alam.

Badai Daniel yang sangat kuat mencapai puncaknya tanggal 10 September 2023 lalu telah memicu hujan deras antara 150-240 milimeter dan banjir dahsyat di banyak kota di Libya timur. Badai berkecepatan 70-80 kilometer per jam itu menumbangkan menara-menara listrik dan pepohonan, sehingga menyulitkan komunikasi antar kota.

Baca Juga: Nangis, Biaya Restorasi Gunung Bromo Pasca Kebakaran Jauh Lebih Mahal.

Kota Derna adalah yang paling parah terkena dampaknya, di mana dua bendungan tua di pegunungan kota itu runtuh, mendorong air bah hingga setinggi tujuh meter memasuki pusat kota dan menyapu seluruh warganya.

Zurich Flood Resilience Alliance (ZFRA) mengatakan untuk membuat sistem peringatan dini khusus banjir yang efektif, maka terlebih dahulu harus dipahami dampak risiko pada suatu komunitas. Untuk itu perlu mengajak warga masyarakat dan pemangku kepentingan untuk terlibat lebih jauh guna mengurangi dampak itu.

Selanjutnya mulailah kumpulkan dan kaji data tentang profil risiko bencana, kerentanan dan kapasitas yang ada dalam komunitas itu. Setelah kajian itu lengkap, bangun sistem yang ilmiah, hemat biaya, sesuai konteks, terukur dan berkelanjutan, yang dapat menciptakan peringatan yang akurat, tepat waktu dan berguna.(ido)***

Editor: Wahyu Prabowo

Tags

Terkini

X