Teropongjateng, Boyolali - Tradisi Saparan sebaran apem kukus keong mas di kawasan wisata Pengging, Kecamatan Banyudono, pada tanggal 15 September 2023 berlangsung meriah. Sedikitnya 30.000 apem kukus keong mas disebar dalam tradisi tahunan menyambut berakhirnya bulan Safar atau biasa disebut saparan.
Kirab dimulai dari halaman kantor Kecamatan Banyudono sampai Alun- alun Pengging dan kawasan Masjid Cipto Mulyo Pengging. Rombongan diawali kerbau Kiai Slamet, pasukan bendera merah putih Paskibra Kecamatan Banyudono diikuti pasukan Keraton Surakarta, gunungan apem keong emas dan Forkopimda Kabupaten Boyolali.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Boyolali, Budi Prasetyaningsih mengatakan, tradisi sebaran kue apem kukus keong emas dilakukan setiap tahun sebagai bentuk pelestarian budaya.
Baca Juga: Buang Putung Rokok Sembarangan, Picu Kebakaran, Hati - Hati!
“Jadi ini adalah pariwisata budaya agar wisatawan selain dari Kabupaten Boyolali ini banyak yang berkunjung,” katanya.
Dilanjutkan olehnya, kue apem pada acara ini berbeda dengan kue apem umumnya. Kue apem ini dibuat dengan cara dikukus sehingga rasanya berbeda. Pada zaman pujangga Yosodipuro, keong emas merupakan hama perusak tanaman padi yang mengakibatkan gagal panen.
“Filosofi janur itu nur (cahaya). Semoga mendapatkan cahaya dari Allah SWT. Setelah itu panen berhasil. Sebagai bentuk terima kasih kepada Allah SWT (sehingga) yang panen kemarin gagal menjadi berhasil,” ungkapnya.
Baca Juga: IDI Sebut Harus Ada Efek Jera Untuk Kasus Dokter Gadungan
Bupati Boyolali, M Said Hidayat yang turut hadir mengatakan, tradisi tersebut merupakan bagian dari kekayaan Kabupaten Boyolali yang terus dilestarikan.
“Harapannya tentunya bagaimana generasi-generasi penerus akan memahami bahwa Boyolali memiliki banyak budaya tradisi yang harus terus menerus kita jaga harus kita nguri-uri,” ungkapnya.
Baca Juga: Rambut Rontok Saat Panas Ekstrem, Rawatlah Dengan Bunga Telang
Sebagai informasi, tradisi sebaran apem kukus keong mas yang kerap digelar setiap Bulan Sapar pada penanggalan Jawa di Kabupaten Boyolali ini, telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemndikbud) pada tahun 2020.(ido)***
Artikel Terkait
Ganjar Pranowo Paling Leluasa Menentukan Siapa Sosok Cawapres Maju Pemilu 2024
Berangkat Berlatih Ke Jerman, Timnas Indonesia U-17 Harus Kian Pede Maju Piala Dunia
Marak Pinjol , Warga Desa Harus Melek Literasi Digital
Flora Endemik Hangus Terbakar, Gunung Bromo Harus Dilengkapi Sarana Cegah Kebakaran Hutan
Keluar Masuk Warga Ke Kota Semarang Berdampak Kepada Penambahan Jumlah Pemilih