Teropong Jateng, Batang - Sejumlah Daerah diwilayah Jawa Tengah sedang menghadapi panen raya padi dan jagung pada awal Februari 2023 ini. Hanya saja ada yang unik dalam kondisi perekonomian kita.
Bagaimana tidak, saat bulan panen raya bahan pokok 2023, pemerintah justru menggelontorkan sembako murah atau pasar murah.
Apakah efek inflasi dunia yang berdampak pada ketahanan pangan dunia terutama Indonesia sudah terjadi?
Melihat kondisi tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan kejujuran dan integritas terkait kondisi pangan sangat penting. Kenaikan harga beras yang terjadi akhir-akhir ini harus menjadi evaluasi bersama terkait kondisi pangan sebenarnya.
"Ini menjadi evaluasi kita semua. Minimal buat saya sebagai gubernur, kita musti jujur pada kondisi pangan kita. Sekali lagi, kita musti jujur pada kondisi pangan kita," tegas Ganjar seusai melihat panen padi di Desa Krengseng, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Sabtu (11/02/2023).
Baca Juga: Dilaporkan dan Digrebeg Polisi, Mantan Kades dari Grobogan Diduga Timbun Ribuan Liter Solar Subsidi
Ganjar menjelaskan, kondisi beras di Jawa Tengah sebenarnya tidak kurang. Stok beras masih ada ditambah lagi saat ini sudah memasuki musim panen. Bahkan hasil panen di Jawa Tengah juga dibeli daerah lain.
"Beras ini tidak ada KTP-nya sehingga dia panen, seperti kemarin pengalaman di Grobogan, dibeli dari Jawa Barat dan (berasnya) pergi. Kita tidak bisa melarang maka sah-sah saja. Potensi dari Jawa Tengah memang tinggi. Tapi kejujuran dan integritas ini penting agar kita tidak cukup mengatakan sekarang beras ada tapi ada di mana nggak ada yang tahu," jelas Ganjar.
Untuk itu Ganjar menyerukan agar ada perbaikan sistem pengelolaan hasil panen dan beras. Sehingga ketika dikatakan stok beras itu masih ada dapat dicari stoknya ada di mana saja.
"Ketika kemudian dicari di gudang tidak ada, di stok tak ada, maka inilah kemudian angka-angka itu menjadi tidak berarti. Nah sekarang kita bangun dan perbaiki sistem agar bisa mengetahui kalau ada barang, di mana dia," ujarnya.
Menurut Ganjar cara paling mudah adalah setiap daerah harus mempunyai Bulog daerah. Di tempat itu seluruh stok padi dan beras disimpan dan dikeluarkan saat kondisi dibutuhkan seperti saat ini.
"Paling gampang sebenarnya ya Bulog atau stok-stok beras yang dikelola oleh Pemda seperti Pemkab dan Pemprov. Maka rasa-rasanya daerah harus punya bulog-bulog daerah sebagai stok untuk membantu seandainya nanti terjadi sesuatu. Ini pengalaman kita. Masak kita mau mati di lumbung padi," tegasnya.
Ganjar menambahkan, operasi pasar sudah dilakukan untuk menstabilkan kenaikan harga beras di pasar yang terjadi beberapa hari terakhir. Bahkan Bulog sudah mengeluarkan beras CBP untuk operasi pasar. Rata-rata per hari sekitar 500 ton untuk operasi pasar.
Artikel Terkait
Toyota Sukses Catat Rekor Ekspor di Tengah Tantangan Global. Fortuner, Avanza, Veloz Mana Paling Diminati?
Cara Petani di Grobogan Ungkapkan Kegembiraan. Bermodal Gudangan Sayur, Rempeyek dan Ingkung Ayam di Selamatan
Breaking News Gempa Bumi 6,8 Magnitudo Terjadi di Sulawesi Utara
Dilaporkan dan Digrebeg Polisi, Mantan Kades dari Grobogan Diduga Timbun Ribuan Liter Solar Subsidi
Miris Warga di Surabaya Hidup dalam Kemiskinan Ekstream, Ortu Nganggur dan 4 Anak Semua Keterbelakangan Mental