Teropongjateng ,Semarang - Peristiwa kebakaran Gunung Bromo, memberikan banyak pelajaran bagaimana memadamkan api yang membakar dalam skala besar. Dalam memadamkan api, ada dua cara yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT.
Metode pertama adalah dengan cara water bombing dan metode kedua adalah dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau biasa disebut hujan buatan.
Water bombing dilakukan dengan cara menurunkan air secara langsung dari helikopter atau pesawat ke wilayah dengan titik api.Sedangkan untuk melakukan hujan buatan, ada beberapa tahap dan proses yang harus dilakukan.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Praktis Hanya Punya Empat Kandidat Pasangan Cawapres
Hujan buatan diawali dengan memonitor cuaca yang dilaksanakan oleh BPPT dibantu BMKG. Monitor cuaca ini dilakukan menggunakan alat seperti radar cuaca.
Selain menggunakan alat tertentu, ada juga beberapa orang yang ditempatkan di beberapa daerah untuk memantau awan. Apabila awan sudah terbentuk, proses hujan buatan mulai dilaksanakan, yaitu dengan cara menaburkan garam khusus untuk membentuk hujan.
Garam-garam ini akan ditaburkan menggunakan pesawat khusus di awan yang sudah bisa disemai.Nantinya garam akan menyerap molekul air dalam awan, yang membuat garam bisa mengumpulkan molekul-lolekul air di awan. Molekul air ini nantinya akan membeku karena suhu yang sangat dingin, kemudian air yang membeku menjadi es akan jatuh ke tanah karena berat dan mencair menjadi hujan.
Baca Juga: Wah, Kenaikan Harga Beras Semakin Meluas Di Berbagai Wilayah
Dua metode yang dilakukan untuk memadamkan api dari kebakaran hutan bisa membantu mengurangi kabut asap yang terjadi di Kalimantan dan Sumatra.
Namun kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.Dengan metode water bombing, pemadaman api bisa diarahkan tepat di lokasi kebakaran.
Namun kekurangan dari metode ini adalah terbatasnya air yang bisa dibawa oleh pesawat atau helikopter untuk memadamkan api.Air yang bisa dibawa oleh pesawat atau helikopter hanya terbatas pada maksimal sekitar delapan meter kubik saja.
Baca Juga: Water Bombing Akan Diterjunkan Diatas TPA Putri Cempo, Besok
Sedangkan hujan buatan sebaliknya, yaitu jumlah air bisa banyak, tapi hujan tidak bisa diarahkan ke tempat-tempat kebakaran.Selain itu, hujan buatan juga tergantung pada keberadaan awan, arah angin yang bergerak, serta kecepatan awan.
Meskipun tiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, namun dengan adanya dua cara ini, diharapkan bisa mengurangi titik api dan kabut asap di daerah yang mengalaminya.
Artikel Terkait
Kasus Kebakaran Hutan Cukup Tinggi, Jalur Pendakian Gunung Lawu Tutup Sementara
Kebakaran Gunung Bromo Berdampak Turunnya Jumlah Kunjungan Wisatawan
Nangis, Biaya Restorasi Gunung Bromo Pasca Kebakaran Jauh Lebih Mahal.
Flora Endemik Hangus Terbakar, Gunung Bromo Harus Dilengkapi Sarana Cegah Kebakaran Hutan
Buang Putung Rokok Sembarangan, Picu Kebakaran, Hati - Hati!