Teropongjateng, Jakarta - Fenomena perubahan iklim sudah didepan mata dan membuat lingkaran rantai dampaknya pun semakin menjalar ke berbagai lini.
Ini disaksikan sendiri oleh Eko Sulistyo, Relawan Sabawama Sosial Responted, saat melakukan kegiatan relawan di wilayah Lombok Utara, beberapa waktu lalu. Iya melihat sendiri bagaimana kekeringan sangat berdampak kepada bertambahnya angka stunting di Indonesia.
"Kekeringan praktis membuat lahan yangdah ditanami jagung menjadi kering. Jagung pun menjadi tidak maksimal tumbuh.Terpaksa jagung yang masih muda ini mereka panen lebih awal daripada rugi. Bisa dibayangkan bagaimana jagung yang masih muda ini dimakan. Kami sendiri tengah mengupayakan program distribusi telur untuk mendongkrak kesehatan masyarakat," cerita Eko Sulistyo
Baca Juga: Harga Beras Tetap Tinggi, Masyarakat Salatiga Minta Subsidi Dari Pemerintah
Keadaan kekeringan di wilayah Lombok Utara benar - benar memprihatinkan.Lebih jauh ia menceritakan bagaimana daerah aliran sungai ini mengering dan hanya menyisakan batu dan pasir saja. Sama sekali tidak ada air, berbeda dengan kondisi di Pulau Jawa.
"Kalo di Jawa jelas masih ada sisa - sisa air mengalir. Saat disana mereka pun minta pasokan air khusus untuk mandi. Karena sejak bulan Maret mereka sudah jarang sekali mandi. Inilah mengapa menjadi penting sekali menjaga lingkungan , terutama sumber mata air," tegasnya sekali lagi.
Hal senada juga dilontarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan kembali mengingatkan malapetaka besar yang mampu menghantam dunia, termasuk Indonesia. Semua pihak, menurut Jokowi harus berhati-hati.
Baca Juga: Harga Gula Mulai Naik Diatas Patokan Badan Pangan Nasional
"Hati-hati hati-hati, ancaman perubahan iklim sudah nyata dan sudah kita rasakan dan dirasakan semua negara di dunia," ungkap Jokowi pada Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) di Indonesia Arena Gelora Bung Karno, Jakarta, 18 September 2023 lalu.
"Suhu bumi semakin panas cuaca juga semakin panas kekeringan ada di mana-mana bukan hanya di Indonesia saja," tegasnya.
Banyak negara kini kesulitan untuk mendapatkan pangan, baik dari produksi dalam negeri maupun impor. "Akhirnya ada krisis pangan, beberapa negara kekurangan pangan baik itu gandum, beras," ujarnya.
Persoalan ini semakin rumit ketika belasan negara memilih untuk menahan ekspor, khususnya beras.
Baca Juga: Gunakan Teknologi ETLE, Polres Salatiga Berhasil Tindak Ratusan Pelanggaran Lalu Lintas
"Yang biasanya negara-negara itu mengekspor berasnya 19 negara sekarang sudah setop ngerem ekspornya, tidak diekspor lagi sehingga banyak negara yang harga berasnya naik termasuk di Indonesia sedikit naik," tutup Jokowi.(ido)***
Artikel Terkait
Kekeringan Landa 80 Desa di Kabupaten Grobogan. Warga Sugihmanik ke Kedungjati
Kekeringan Melanda Jawa Tengah, Apa Kabar Embung Di Daerah
Atasi Kekeringan Di Kabupaten Rembang, Semua Pihak Harus Terlibat
Kekeringan Kian Meluas di Rembang, Pemerintah Desa Keluarkan Anggaran Tanggap Bencana
Baznas RI Kerahkan Tambahan 200 Tangki Air Bersih Ke Wilayah Terdampak Kekeringan