Permasalahan Pupuk Subsidi, Waketum Pemuda Tani HKTI: Bukan Langka, Ini Penyebabnya

- Kamis, 23 Februari 2023 | 11:02 WIB
Didik Setiawan Wakil Ketua DPP Pemuda Himpunan Kerukunan Tani Indonesia HKTI. Foto: dok HKTI
Didik Setiawan Wakil Ketua DPP Pemuda Himpunan Kerukunan Tani Indonesia HKTI. Foto: dok HKTI

Teropong Jateng, Semarang - Petani di sejumlah daerah di Indonesia tidak jarang mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi di wilayahnya. Petani menilai jumlah produksi pupuk subsidi langka karena stoknya sedikit.

Sementara di sisi lain, produsen pupuk telah memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi melebihi ketentuan minimum yang ditetapkan Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Wakil Ketua Umum DPP Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Didik Setiawan menyebutkan soal pupuk subsidi langka dinilai tidak tepat.

Baca Juga: Siap Bermain di Kompetisi Askot Semarang. Persisac Matangkan Ndog Dadar dan Oseng Kangkung

Kondisi itu, ungkap Ketua Umum Pemuda HKTI dikarenakan stok pupuk subsidi dari produsen sangat melimpah.

Menurut Ketua Umum Pemuda HKTI, menyebutkan dari data yang dihimpun bukan stok pupuk yang langka, melainkan masalah karut marut data petani serta problem di distribusi tingkat toko atau agen.

Misalnya, kata Didik yang pernah menjadi pengurus di Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah, di daerah Jateng, pupuk subsidi terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan petani.

Baca Juga: Seluruh Anggota KADIN Masuk E-Katalog LKPP? Ini Kata Kepala LKPP Hendi

"Di Jateng 1 desa besar, terutama di Pantura, paling sebenarnya butuh urea 150 kg/ hektar. Rata-rata satu desa bisa memiliki 80-100 hektar sawah, (pupuk subsidi) sebenarnya cukup," tambah Didik dalam rilisnya, Kamis 23 Februari 2023.

Menurut Didik, istilah kelangkaan pupuk subsidi muncul karena data tak jelas, terutama dari kelompok tani.

Misalnya, Ketua Umum Pemuda HKTI mencontohkan jatah pupuk subsidi untuk 2023 diajukan pada 2022. Setelah tersedia, kadang banyak yang tidak ditebus.

Akibatnya kios pupuk lengkap (KPL) sebagai pengecer pupuk subsidi kelimpungan karena uang harus berputar. Akhirnya dia terpaksa menjual ke yang bukan haknya.

Masalah pupuk subsidi yang tak ditebus itu, kata Didik, disebabkan masalah waktu penyaluran yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan masa tanam.

"Pupuk didistribusikan pada Januari 2023. Sementara November dan Desember 2022 petani sudah mengolah tanah untuk menanam padi. Akibatnya, pupuk subsidi sedikit yang ditebus," jelas Didik.

Halaman:

Editor: Wahyu Prabowo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X